Rabu, 04 Desember 2013

Lima Pantangan Setelah Anda Menjadi Istri


Apakah kehidupan tetap sama ketika Anda berganti status dari pacar menjadi istri? Kebanyakan pasangan yang sudah menikah akan menjawab: "Tidak!" Ketika kita menjadi seorang istri, kita mengemban banyak peran baru, tanggung jawab dan beban emosional. Hal tersebut pasti akan menyebabkan sejumlah perubahan dalam kepribadian kita.

Berikut adalah beberapa perubahan yang dihadapi kebanyakan wanita setelah menjadi istri. Tapi tenang, kita tidak akan hanya berbicara tentang masalah yang muncul, namun juga cara untuk mengatasinya sehingga pernikahan Anda tetap berbunga-bunga.

Berharap terlalu muluk-muluk
Kehidupan pernikahan Anda tidak akan selamanya membahagiakan. Membayangkan Anda dan suami akan langsung tinggal di rumah impian dengan kebun yang luas, di mana ia dan anak-anak akan bermain dan bersenda gurau setiap hari, memang impian yang indah namun jangan lalu dijadikan patokan. Sebagai pasangan yang sudah menikah, Anda berdua akan menghadapi masalah, mengalami percekcokan, dan terpaksa membuat kompromi.

Selalu ingat, menikah bukan berarti pindah ke "dunia" lain. Dunia ini tetap sama. Hanya saja, kalian kini berdua dan harus berusaha mewujudkan kebahagiaan berdua yang hanya bisa diraih dengan dengan cinta, rasa hormat dan beberapa kompromi dari kedua belah pihak.

Berusaha jadi yang terbaik di segala hal
Terkadang wanita berusaha terlalu keras untuk menyenangkan semua orang setelah mereka menikah. Mereka berusaha membuktikan diri bisa menjadi ibu rumah tangga yang sempurna, yang pandai memasak, membersihkan rumah dan membuat semua orang bahagia, dan tetap menjadi wanita karir yang sukses. Itu adalah ide yang baik, tetapi Anda bukan 'Superwoman'!

Tekanan yang terlalu berlebihan akan membuat Anda stres. Hubungan dengan suami akan menjadi korban yang paling dirugikan atas skenario ini karena dia harus menghadapi stres Anda. Jadi, pastikan Anda hanya mengerjakan hal-hal yang memang bisa Anda kerjakan sendiri. Selebihnya, tidak ada salahnya meminta bantuan.

Tidak mengutarakan perasaan yang sebenarnya
Menikah dan tinggal bersama suami dapat dapat membuat Anda stres secara emosional. Memendam perasaan dapat menyebabkan stres yang diungkapkan dalam bentuk omelan, perubahan suasana hati, temperamen buruk , dll. Alih-alih cemberut dan menimbulkan aura negatif di depan suami, cobalah untuk berbicara dengannya tentang apa yang mengganggu. Hal ini tidak hanya akan menghindarkan banyak sakit hati, tetapi juga semakin mendekatkan Anda sebagai pasangan yang sudah menikah.

Tak pernah membiarkan suami sendirian
Hanya karena Anda menikah dengannya, bukan berarti suami tidak membutuhkan ruang pribadi. Pasangan suami istri jauh lebih terlibat dalam kehidupan masing-masing daripada ketika masih pacaran, tapi setiap orang tentunya ingin memiliki waktu untuk dirinya sendiri. Beri dia waktu untuk bergaul dengan teman-temannya atau melakukan hobinya dengan tenang. Ini akan memberi Anda waktu untuk bersantai dan menjalani 'waktu pribadi' juga.

Mencoba untuk menjadi "ibunya"
Kita tahu, pria terkadang bisa sangat cuek. Mereka tidak tahu bagaimana cara menjaga rumah tetap bersih, menggantung handuk di kamar mandi, meletakkan piring di wastafel, menaruh baju kotor di tempatnya, dan berbagai kebiasaan buruk lainnya. Jika Anda ingin mengubah kebiasaan buruk suami, maka lakukanlah secara bertahap. Omelan terhadap segala hal buruk yang dilakukannya hanya akan membuat dia "gerah" berada di sekitar Anda.

Mengemban status sebagai istri adalah salah satu perubahan terbesar yang akan Anda alami dalam hidup. Jadikanlah momen itu semagis dan seromantis mungkin. 

*dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar