Ketika melihat komik atau kartun, maka yang pertama
terlintas dalam pikiran adalah anak – anak. Namun, bagaimana jika yang membaca
komik atau menonton kartun tersebut adalah orang dewasa? Banyak orang yang
menganggap hal tersebut aneh atau tidak wajar. Kenapa? Karena sebagian besar
orang dewasa menganggap bahwa kartun adalah hal yang terlalu khayal atau
terlalu imajinatif yang tidak cocok dengan dunia orang dewasa yang realistis
dan lebih menyukai fakta.
Lalu, bagaimana dengan orang dewasa yang masih suka membaca
komik dan menonton kartun? Apakah mereka merasakan masa kecil kurang bahagia
sehingga masih menyukai hal – hal yang kekanak – kanakan seperti itu? Atau
apakah mereka tidak mampu menghadapi realita dalam hidup yang berat ini?
Jawabannya tentu saja adalah tidak.
Manusia memerlukan hiburan untuk meredakan stres atau untuk
bersenang – senang. Setiap orang mempunyai kesenangan dan selera yang berbeda.
Ada yang melakukannya dengan menonton acara – acara lucu di TV, pergi bersama
teman – teman, berbelanja, jalan – jalan, dan ada juga yang memilih untuk
membaca komik.
Komik adalah bacaan ringan yang lebih banyak berisi gambar
daripada tulisan. Komik tidak selalu berisi tentang hal – hal konyol dan
imajinatif. Komik memiliki banyak genre, seperti komedi, reality (kisah nyata
yang dibuat komik), horor, psikologi dan masih banyak lagi. Banyaknya gambar
dan sedikitnya tulisan inilah yang membuat para pembacanya tidak memerlukan
terlalu banyak konsentrasi ketika membacanya sehingga mereka merasa terhibur
dan tidak mengeluarkan terlalu banyak tenaga untuk memahaminya.
Selain itu,
komik biasanya dikemas secara praktis dan tidak terlalu panjang dan bertele –
tele sehingga bagi orang yang sibuk, membaca komik adalah solusi yang ideal
karena tidak menghabiskan terlalu banyak waktu dan tidak membosankan. Bahkan untuk
komik bengenre komedi dapat membuat pembacanya tertawa dan terhibur. Bacaan
ringan dan menghibur ini membuat orang yang membacanya dapat melepas tegang dan
stres sehingga merasa lebih baik dan merasa siap untuk menerima beban berat di
keesokan harinya. Bahkan, saat ini banyak komik yang dikhususkan untuk orang
dewasa. Komik tersebut biasanya berisikan kekerasan, seksual eksplisit, atau
hubungan antar manusia yang lebih kompleks.
Bagaimana dengan film kartun? Seperti halnya komik, film
kartun lebih banyak memuat hal – hal yang imajinatif dan materinya ringan
sehingga tidak terlalu sulit memahaminya. Terkadang tingkah laku konyol dari
tokoh kartun yang ada, membuat para penontonnya tertawa dan merasa senang. Hal
ini tidak dapat ditemukan dalam film non kartun yang pemainnya adalah manusia,
yang mempunyai keterbatasan dalam melakukan berbagai aksi.
Ekspresi dalam film
kartun juga lebih mudah diidentifikasi dan bervariasi seperti dahi berwarna
merah dan berasap ketika marah atau mata berubah menjadi hati pink pada saat
bertemu bintang pujaan. Pada film non-kartun ekspresi pemainnya hanya dapat
dilihat melalui ekspresi dan tatapan mata.
Selain untuk hiburan dan pelepas lelah, banyak juga komik
dan film kartun yang bisa diambil pelajaran dan maknanya. Bagi sebagian orang
komik dan film kartun juga dianggap sebagai seni atau sesuatu yang indah (cute
things). Jadi dapat disimpulkan bahwa selera orang memang berbeda – beda
sehingga tidak ada yang salah dengan membaca komik dan menonton kartun bagi
orang dewasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar