Kalau bertemu teman lama dan ia tampak lebih langsing, tentu Anda
memuji dengan nada pangling, "Wah, kamu kurusan. Apa rahasianya?"
Jawaban
pertanyaan ini biasanya tidak jauh dari mengatur pola makan dengan diet
karbohidrat. Sering kali jawaban yang muncul, "Aku sudah sekian bulan
tidak makan nasi, Jeung."
Alasan tambahannya, dengan nada membuka
rahasia, "Nasi putih itu jahat, lho. Dia bikin gula darah naik dan bikin
gemuk." Seberapa sering Anda dengar pernyataan ini?
Benarkah nasi
putih itu jahat sehingga layak dihindari? Yang dihindari itu nasi atau
karbohidrat? Pertanyaan kritis lain yang seharusnya Anda suarakan,
benarkah karbohidrat musabab gemuk dan tidak penting? Karbohidrat salah
satu sumber gizi penting dalam makanan. Paling dibutuhkan anak di masa
tumbuh kembang. Salah satu fungsi mahapentingnya, menyokong kinerja
otak.
Menghindari Nasi. Penting?
Dr. Pauline
Endang, MS. SpoK (53) merasa perlu mengoreksi pernyataan wanita zaman
sekarang, yang merasa sukses langsing dengan memerangi nasi maupun
karbohidrat. "Nasi sumber karbohidrat. Ia termasuk karbohidrat kompleks.
Memang, seratnya tidak terlalu banyak. Jadi kalau dibilang nasi jahat,
tidak juga. Tergantung bagaimana Anda mengonsumsinya," Pauline
menerangkan.
Kecuali, Anda penggemar nasi dan mengonsumsi nasi
dalam jumlah banyak, tidak menyukai sayur. Jika orang menurunkan bobot
dengan memerangi nasi, sebenarnya keliru. Penyebab berat badan cepat
melonjak, gula sederhana seperti madu, gula pasir, mentega, dan kue yang
kerap disebut gula-gula.
Nasi tak perlu dihindari. Pauline
menyebut, nasi layak dihindari bagi penderita alergi nasi putih. Namun,
kasus alergi nasi putih pun sangat langka. Boleh dibilang tidak ada.
Bahkan, penderita diabetes sebenarnya tidak perlu menghindari nasi.
Yang
benar, penderita diabetes butuh menu bersifat "slow release" atau tidak
gampang dicerna tubuh sehingga penyerapan sari makanan oleh tubuh
berlangsung perlahan. Dengan demikian si pengidap diabetes tidak gampang
lapar.
"Nasi dengan porsi sayur yang cukup banyak. Kasus yang
kerap saya temui, penderita diabetes merasa bubur lebih baik daripada
nasi putih. Buah segar ditepis, sebagai ganti menyantap jus. Itu salah.
Bubur dan jus itu mudah diserap tubuh karena bentuk encer. Mereka lupa
jus bukan sekadar jus tetapi di dalamnya sudah ditambah gula cair yang
notabene tidak baik bagi kesehatan," katanya.
Pasien sering bilang
takut makan nasi, makanya melahap bubur. Memang benar, bubur menyimpan
kalori lebih sedikit ketimbang nasi. Hanya, bentuk yang encer membuatnya
mudah diserap tubuh. Penyerapan yang cepat membuat lapar datang lebih
sering.
Indeks Glikemik. Apa Itu?
Selain itu,
indeks glikemiknya tinggi. Indeks glikemik (glycemic index atau GI)
adalah ukuran kecepatan makanan diserap dan diubah menjadi gula darah.
Artinya, makin tinggi GI suatu makanan, makin cepat dampaknya terhadap
kenaikan gula darah. Cara menentukannya, kata Pauline, manusia diberikan
porsi makanan tunggal, kemudian gula darah mereka diukur setelah waktu
tertentu. Hasil pengukuran lalu dibandingkan dengan glukosa dan dinilai
dalam angka. Glukosa murni memiliki GI 100.
Menu lain diukur dengan
parameter glukosa murni. Pauline menerangkan, GI pada nasi putih
mencapai 60, artinya masuk kategori sedang. Jadi, tidak perlu ditakuti.
Lagi pula, kebutuhan karbohidrat itu jauh lebih tinggi daripada protein.
Ingat, karbohidrat adalah pembangkit energi.
"Kalau makan nasi
sangat sedikit sementara sayur dan dagingnya banyak, ini pun kurang
bijak. Protein itu zat pembangun. Dibutuhkan manusia dalam jumlah 10-15
persen setiap hari. Sementara kita butuh karbohidrat dalam sehari 65
persen. Nah, agar karbohidrat tidak membahayakan, carilah sumber
karbohidrat memiliki banyak serat," sambung Pauline. Sumber karbohidrat
macam-macam.
Masing-masing memiliki plus minusnya. Mau menyantap
yang mana, silakan. Kebijakan Anda dalam menentukan porsi mutlak
dibutuhkan. Pauline memaparkan beberapa sumber karbohidrat berikut plus
minusnya untuk Anda. Semoga bermanfaat.
Kentang
"Minusnya,
memiliki indeks glikemik tinggi. Nasi 100 gram, angka kalorinya akan
sama dengan kentang 200 gram. Sisi baiknya, kadar kalori kentang lebih
kecil daripada nasi. Negatifnya, nilai seratnya rendah sehingga lebih
cepat diserap tubuh menjadi gula," urai dokter dari Rumah Sakit
Fatmawati, Jakarta ini.
Nasi
Menurut penelitian,
100 gram nasi nilai kalorinya sekitar 175 kalori. Cukup tinggi memang,
meski GI-nya tidak terlalu mengkhawatirkan. Sisi baiknya, sumber
karbohidrat yang ini paling mudah dikombinasikan dengan menu lain
seperti sayur, lauk pauk, ikan, maupun daging.
Tepung dalam mi atau roti
Makanan
alternatif pengganti nasi yang sangat lentur dari sisi teknik
penyajian. Patut dicamkan, kalorinya lebih tinggi ketimbang nasi. Sisi
negatifnya, ketika disajikan, lebih banyak porsi mi ketimbang sayurnya.
Padahal, menurut Pauline, sayur perlu diperbanyak.
Umbi-umbian
Sisi
baiknya, sebagai sumber karbohidrat ini paling mudah dibuat variasi
makanan maupun camilan. Sisi negatifnya, "Kadar proteinnya hampir tak
ada. Bisa dibilang umbi-umbian itu 100 persen karbohidrat. Sementara
nasi putih, selain karbohidrat, ia juga punya protein, mineral, dan zat
penting lain," ujarnya.
Havermouth
Havermouth itu
biji-bijian. Daya seratnya paling tinggi. Ia dianggap penyelamat manusia
dari ancaman lonjakan kadar gula. Sahabat karib penderita diabetes.
Tetapi bagi mereka yang punya potensi asam urat, biji-bijian merangsang
potensi itu untuk muncul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar