Berbicara merupakan media utama dari seluruh proses
interaksi sosial. Baik buruknya proses interaksi sosial salah satunya
dipengaruh oleh bagaimana kita bertutur kata. Karenanya, berhati – hatilah dengan
ucapan anda karena perkataan yang terlanjur keluar apabila tidak dipikirkan
dahulu akan dapat merugikan anda sendiri. Pastikan setiap kata yang keluar dari
mulut kita adalah pilihan yang terbaik sehingga membawa hasil yang baik bagi
yang mendengarnya, walaupun yang ingin kita sampaikan adalah hal yang buruk
sekalipun, kita harus mampu menyampaikannya dengan baik agar tidak menyinggung
perasaannya. Jangan ragu untuk selalu mengatakan kata terima kasih, tolong dan
maaf agar lawan bicara kita merasa lebih dihargai. Dalam situasi anda tidak tahu
harus berkata apa, maka diam adalah langkah yang bijaksana.
Penggunaan kata yang tidak tepat atau asal ucap dapat menyakiti
dan menyinggung perasaan orang lain. Bahkan seringkali hal tersebut berlanjut
menjadi adu mulut atau pertengkaran. Oleh karena itu, pikirkanlah apa yang anda
ucapkan agar anda tidak menyesalinya dikemudian hari. Dalam keadaan emosi
sekalipun, cobalah untuk tetap berpikir rasional dan tetap memikirkan kata –
kata anda terlebih dahulu. Karena jika tidak, ucapan kasar, makian, dan
keputusan spontan yang anda katakan akan membuat keadaan menjadi rumit sehingga
berpotensi menimbulkan kebencian dan perpisahan.
Selain kata – kata, nada suara, ekspresi dan bahasa tubuh
perlu anda perhatikan saat berinteraksi dengan orang lain. Usahakan untuk
selalu tersenyum, gunakan variasi nada suara yang wajar hindari nada suara
tinggi, perhatikan kata – kata lawan bicara anda, dan berikan bahasa tubuh yang baik.
Berikut adalah kata – kata yang bermakna sama tapi memiliki
nilai rasa yang berbeda saat diucapkan.
Contoh 1.
Kalimat di atas bermakna sama, tapi kata kedua terdengar lebih
baik. Kata maukah lebih sopan dan terdengar lebih menghargai daripada kata bisakah.
Kata pertama kadang bisa juga menimbulkan jawaban tidak menyenangkan seperti: “Tentu
saja saya bisa, masa menyalakan TV saja saya tidak bisa. Saya tidak bodoh”
Contoh 2.
- “Kamu terlalu sibuk, nanti temani saya pergi makan makan malam!”
- “Apakah kamu sibuk? Maukah kamu meluangkan waktu pergi makan malam bersama saya malam ini?”
Ketika anda menghadapi orang yang sedang sibuk, lebih baik
pergunakanlah kata tanya seperti pada contoh kedua. Kalimat pertanyaan akan
diartikan sebagai kalimat yang toleran dan tidak memaksa. Penggunaan kalimat
perintah hanya akan memperburuk keadaan karena akan terdengar tidak pengertian
dan memaksa.
Contoh 3.
- “Jangan main di kamar, bikin berantakan!”
- “Main di luar aja yuk, nanti repot kalo mesti rapiin kamar”
Kalimat kedua sangat direkomendasikan dalam situasi
tersebut. Meskipun kita berhadapan dengan teman atau orang yang lebih muda,
kalimat bujukan terdengar lebih menyenangkan dan lebih mudah menghasilkan
respon “YA” daripada kalimat perintah. Selain itu, menurut penelitian penggunaan
kalimat negatif (kalimat yang menggunakan kalimat jangan, tidak atau bukan)
sangat tidak efektif untuk digunakan, karena otak kita tidak dapat memproses
kata negatif secara spontan. Contohnya ketika seseorang berkata “Jangan
membayangkan anda menggunakan celana warna merah” maka yang pertama terlintas
dalam otak anda adalah anda menggunakan celana berwarna merah.
Contoh 4.
- "Dia bodoh dalam pelajaran matematika, tapi pintar bahasa Inggris."
- "Dia pintar dalam pelajaran bahasa Inggris, tapi kurang pintar matematika."
Saat harus mengungkapkan keburukan orang lain, gunakan kata yang halus dan tonjolkan kelebihannya terlebih dahulu. Hal tersebut dikarenakan menurut penelitian, daya tangkap otak kita terbatas, sehingga kesan pertama lebih menonjol dan lebih diingat daripada kesan selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar